Minggu, 27 Februari 2011

BERPETUALANG BUDAYA KE HELANGDOHI

Nan jauh di sana
Namanya disebut-sebut
Helangdohi di puncak gunung
Di pulau Pantar

Sungguh mengerikan
Jurang-jurang yang dalam
Tempat beta dilahirkan
Helangdohi....Sungguh sulit.... Dilanggar orang

Desa desa disekitar
Asal mula Helangdohi
Mari kita....
Bergandeng tangan....Ke Helangdohi....

Inilah syair yang waktu itu saya dengar semasa bangku di SD.
Syair ini seakan kembali menggema di relung hati yang terdalam....saat saya coba tuk melangkahkan kaki ke Helangdohi!!!!
Dengan persiapan seadanya, saya berangkat dari rumah bersama Team Helangdohi Community ke pelabuhan untuk melanjutkan perjalanan ke Helangdohi. Transportasi yang akan kami tumpangi adalah sebuah Perahu Layar Motor. Setelah mencari dan mendapatkan tempat duduk di dalam perahu layar motor tersebut, kami akhirnya diberangkatkan oleh kapten ke tempat tujuan Pelabuhan Sirangbabu Lianglolong.
Setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang satu setengah jam, kami akhirnya sampai jua di tambatan perahu tersebut. Sedikit informasi, bahwa tarif perahu motor tersebut perorang seharga Rp. 15 000.
Saat sauh perahu tersebut ditambatkan di salah satu tiang tali tambatan perahu Sirangbabu tersebut, kami langsung diserbu oleh beberapa orang yang sudah siap menjajakan layanan jasanya yakni sebagai ojek. Dengan membayar Rp. 5000, kami akhirnya diantar dengan ojek-ojek tersebut ke Desa Bana. Di Bana, kami instrahat sebentar lalu ketika sore hari, kamipun melanjutkan perjalanan kami ke Helangdohi, Tanah Perjanjian; Tanah Tumpah Darah; Tanah Leluhur yang Luar Biasa dan selalu terbayang di benak.
Disepanjang perjalanan, kami selalu bersenda-gurau untuk sekedar mengusir kejenuhan karena perjalanan yang sedikit menguras tenaga namun sangat kami nikmati tersebut.
Disepanjang perjalanan, kami lalui dengan suka cita seraya menikmati panorama alam yang tidak terdapat di manapun di belahan dunia ini. Dari satu titik, kami bisa memandang ke seluruh penjuru mata angin.
Akhirnya sebelum malam merasuk sukma dan menggantikan terik yang buat gerah disiang hari lalu menggantikannya dengan selimut aroma dingin karena kesejukan hawa di puncak gunung, kami (Team Helangdohi Community sampai juga di tanah yang makmur dan bersejarah tersebut.
Kami lalu beristrahat sejenak, sambil menikmati kesejukan air minum murni pemberian Sang Khalik Agung yang diterima oleh masyarakat Helangdohi tersebut. Wah.... sungguh sejuk di jiwa dan raga!!!!
Malam harinya kami putuskan untuk beristrahat saja. Kami tidak melaksanakan kegiatan apa-apa.
Keramahan malam di Helangdohi memang sangat menggirukan hati.... apalagi saat kita sempat memejamkan mata....terasa bagai tidur di pembaringan surga yang penuh dengan aroma bunga yang harum semerbak....!!
Luar biasa!!!
Bulan terang....terang dilapang
Bunga melati harum di hati
Bukan  tak senang datang di kampung
Buktikan sendiri di hari ini.

bersambung yah....!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar